Jumat, 31 Oktober 2014

HEIDER (FRITZ HEIDER)

Fritz Heider lahir di Vienna pada tahun 1896. Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya di Craz, dan menerima pendidikan klasiknya di Gymnasium pemerintah. Ia tidak ikut wajib militer selama perang dunia pertama akibat cacat mata yang dialami sejak masa kecilnya. Ia belum mempunyai cita-cita yang terfokus, namun sebenarnya minatnya berpusat pada filsafat dan psikologi. Ketika sebagai mahasiswa, ia bertemu dengan Alexius Meinong, seorang figur yang sangat berpengaruh di Eropa. Meinong inilah yang menganjurkan judul disertasi doktoral Heider dalam bentuk pertanyaan, “Why do we say, we see the house and do not say, we see the sun?” dalam uraiannya, Heider membedakan antara hal atau objek dan medium atau lingkungan yang menyediakan informasi mengenai objek. Ia meneruskan perbedaan ini dalam analisisnya kemudian mengenai persepsi manusia. Di Craz, Heider juga dipengaruhi oleh psikolog Victorio Benussi, yang merupakan salah seorang yang pertama kali memimpin dan mempublikasikan penelitian-penelitian dalam bidang persepsi gestalt. Setelah menyelesaikan disertasinya, yang dikerjakan selama musim dingin tahun 1919, ia bekerja setahun sebagai seorang psikolog terapan, tetapi ia menjadi bosan dengan pekerjaan itu. Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke Berlin, tempat pamannya bekerja sebagai seorang ahli kehewanan. Benussi meminta Heider agar ketika sedang berada di sana, ia dapat berkontak dengan para psikolog di Universitas Berlin. Jurusan psikologi di Universitas Berlin memang terkenal. Para dosen dalam bidang persepsi, khususnya Max Wertheimer adalah profesor yang sangat terkenal dan populer di antara para mahasiswa dan para ilmuwan dalam banyak bidang. Pada saat itu, ada perkiraan bahwa penelitian dan teori gestalt akan berperan penting dalam perkembangan psikologi. Heider kemudian mengikuti kuliah Wertheimer, dan Wolfgang Köhler, dan ia menemukan banyak sekali konsep psikologi gestalt, yang sangat berguna bagi pekerjaannya kemudian dalam bidang persepsi dari hubungan interpersonal. Ia juga berteman akrab dengan Kurt Lewin, seorang dosen muda di Universitas Berlin. Dari Berlin ia berkeliling untuk beberapa saat, di mana ia memiliki waktu yang cukup untuk membaca filsafat, (khususnya filsafat Spinoza, dan Nietzche), psikologi dan banyak macam tulisan lain lagi. Tahun 1927, ia menjadi asisten profesor bagi William Stern di Universitas Hamburg, dan selama itu juga ia berkenalan dengan Heinz Werner dan Ernst Cassirer. Ia belajar banyak dari ketiga tokoh tersebut. Tahun 1930 ia menerbitkan buku yang berjudul Die Leistung des Wahrnehmungs-systems. Pada tahun yang sama, ia minta cuti satu tahun dari Universitas Hamburg untuk mendampingi psikolog gestalt, Kurt Koffka pada Smith College di Northampton, Massachusetts. Di sana tugas utamanya adalah menangani para penderita tuli di the Clarke School, ia juga berjumpa dengan Grace Moore yang adalah juga anggota kelompok penelitian Koffka. Mereka menikah tak lama kemudian dan selanjutnya Heider tinggal di Amerika Serikat. Tahun-tahun berikutnya ia mengombinasikan penelitiannya di sekolah khusus bagi para penderita tuli dengan pengajaran di Smith College dan menerbitkannya bersama Grace Heider dua monograf dalam psikologi tuli pada tahun 1940 dan 1941. Pada tahun-tahun terakhir di Smith College, Heider diberi beasiswa Guggenheim dengan tugas meneruskan pekerjaannya dalam bidang penelitian “relasi interpersonal”. Tahun 1947, Heider pindah ke Universitas Kansas, tempat Roger G. Barker, ketua jurusan psikologi yang baru, membawa kepadanya sekelompok psikolog yang mengenal dan teman perkumpulan Kurt Lewin. Selanjutnya, mereka menjadi kelompok diskusi dan saling bahu dalam penelitian dan riset. Tahun-tahun berikutnya, Heider menghabiskan satu semester di Universitas Cornell, setahun di Universitas Oslo sebagai Fullbrght profesor, dan setahun di Universitas Duke sebagai profesor kehormatan William Preston. Tahun 1951 ia menerima beasiswa Guggenheim yang kedua dan tahun 1956 ia menerima bantuan dari Ford Foundation yang memungkinkan dia untuk menyelesaikan bukunya yang berjudul The Psychology of Interpersonal Relations, yang terbit pada tahun 1958. Tahun 1959, ia menerima the Lewin Memorial Award, yang diberikan oleh perkumpulan masyarakat penelitian psikologi dalam bidang sosial. Tahun 1963, ia memperoleh penghargaan the Byron Caldwell Smith, yang diberikan oleh Universitas Kansas, dan tahun 1965 ia mendapat penghargaan sebagai ilmuwan terkemuka dan the American Psychological Association. Hingga tahun 1955, hanya ada dua contoh pola dominan dalam psikologi sosial. Yang pertama adalah cognitive dissonance, yaitu suatu teori tentang dinamika kognisi yang dikemukakan Leon Festinger, yang merupakan juga bagian dari prinsip umum dari keseimbangan. Yang kedua adalah teori Atribusi yang mendapat daya dorongnya dari tulisan-tulisan Heider. Pola-pola teori Atribusi muncul semakin lama semakin kuat. Ia mendominasi psikologi sosial dan merambah masuk dalam bidang motivasi, kepribadian, dan pikologi klinis. Sebagian besar dari teori Atribusi diakui sebagai berasal dari Heider. Dialah yang mendorong ke arah baru dan bentuk-bentuk alternatif, dari pola psikologi sosial. Tulisan Heider antara lain 1. “Ding und Medium” (1927), artikel yang termuat dalam Symposion, philosophische Zeitschrft für forschung und Ausprache 1: 109-157. 2. “Die Leistung des Warnehmungs-systems” (1930), artikel yang dimuat dalam Zeitschrift für Psychologie 114: 391-394. 3. “A Comparison of the Sentence Structure of Deaf and Hearing Children” (1940), artikel yang ditulis bersama Grace Heider dan dimuat dalam Psychological Monographs 52, no.1. 4. “The Adjustment of the Adult Deaf” (1941), artikel yang ditulis bersama Grace Heider M. dan dimuat dalam Psychological Monograph 53, No.5. 5. “Social Perception and Phenomenal Causality” (1994), artikel yang dimuat dalam Psychological Review 51: 358-374. 6. “An Experimental Study of Apparent Bahavior” (1994), artikel yang ditulis bersama dengan Marianne Simmel, dan dimuat dalam American Journal of Psychology 57: 243-259. 7. “Attitudes and Cognitive Organization” (1946), artikel yang dimuat dalam Journal of Psychology 21: 107-112. 8. The Psychology of Interpersonal Relations (1958). 9. ”On Perception and Event Structure, and the Psychological Environment” (1959), artikel yang dimuat dalam Psychological Issues 1, No.3: 1-123.     10. “The Gestalt theory of Motivation” (1960), artikel yang dimuat dalam buku The Nebraska Symposium on Motivation, hal. 145-172, editor Marshall R. Jones. 11. Stern, William (1968), dimuat dalam International Encyclopedia of the Social Sciences, Volume 15, hal.262-265, editor Dacid L. Sills.   Referensi: Weiner M.B, & Weiner B., Heider F., (1968). International Encyclopedia of the SOCIAL SCIENCES. Volume 18: 287-289. The New Encyclopaedia Britannica (1973).     TEORI KESEIMBANGAN FRITZ HEIDER   Teori keseimbangan adalah teori motivasi dari perubahan sikap, yang diusulkan oleh Fritz Heider. Ini mengkonseptualisasikan motif konsistensi kognitif sebagai drive terhadap keseimbangan psikologis. Motif konsistensi adalah dorongan untuk mempertahankan nilai-nilai dan keyakinan dari waktu ke waktu. Heider mengusulkan bahwa “sentimen” atau hubungan yang seimbang menyukai jika valensi mempengaruhi dalam suatu sistem mengalikan keluar untuk hasil yang positif.   P-O-X Model   Heider P-O-X Model   Sebagai contoh : Orang (P) yang suka orang (O) lain akan seimbang dengan sikap valensi yang sama atas nama lainnya. Secara simbolis, P (+) > O dan P < (+) O menghasilkan keseimbangan psikologis.   Hal ini dapat diperluas ke objek (X) juga, sehingga memperkenalkan hubungan triadic. Jika P seseorang menyukai X objek, tetapi orang tidak suka O lain, apakah P merasa setelah mengetahui bahwa O dibuat X? Ini dilambangkan seperti :   P (+) > X   P (-) > O   O (+) > X   Mengalikan tanda-tanda menunjukkan bahwa orang tersebut akan merasakan ketidakseimbangan (produk perkalian negatif) dalam hubungan ini, dan akan termotivasi untuk memperbaiki ketidakseimbangan entah bagaimana. Orang ini bisa :   Memutuskan bahwa O tidak begitu buruk setelah semua,   Putuskan X yang tidak sama besar seperti yang diperkirakan, atau   Menyimpulkan bahwa O tidak bisa benar-benar telah membuat X.   Semua ini akan menghasilkan keseimbangan psikologis, sehingga menyelesaikan dilema dan memuaskan drive. ( P Orang juga bisa menghindari objek X dan O orang lain seluruhnya, mengurangi stres yang diciptakan oleh ketidakseimbangan psikologis ).   Untuk memprediksi hasil dari situasi menggunakan Teori Balance Heider itu, kita harus mempertimbangkan dampak dari semua potensi hasil, dan yang membutuhkan sedikit usaha akan kemungkinan hasilnya.   Contoh :   Teori Keseimbangan juga berguna untuk meneliti bagaimana dukungan selebriti mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk. Jika seseorang menyukai selebriti dan merasakan (karena pengesahan) yang mengatakan selebriti menyukai produk. Kata orang akan cenderung menyukai produk yang lebih dalam rangka mencapai keseimbangan psikologis.   Namun, jika orang tersebut sudah memiliki ketidaksukaan untuk produk yang didukung oleh selebriti, dia mungkin suka selebriti yang kurang selain menyukai produk yang lebih, lagi untuk mencapai keseimbangan psikologis.   Teori keseimbangan Heider dapat menjelaskan mengapa memegang sikap negatif yang sama dari orang lain mempromosikan kedekatan (lihat musuh dari musuh saya adalah teman saya).         Referensi : http: // en.wikipedia.org/wiki/Balance_theory     

Minggu, 12 Oktober 2014

Tugas Psikologi Manajemen

Nama : Fieky Fansuri
NPM : 12512927 
Kelas : 3PA11 


1.) Unsur psikologis yang dibutuhkan untuk melakukan Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling Secara umum, unsur psikologis yang dibutuhkan untuk melakukan POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling) adalah unsur kognitif (kemampuan berpikir), unsur sikap kerja (kemampuan menanggapi tuntutan pekerjaan), serta unsur kepribadian (kemampuan mengelola diri pribadi).
- Unsur kognitif (kemampuan berpikir) dapat diuraikan ke dalam tiga bentuk perilaku kognitif, yaitu daya tangkap kognitif untuk memahami tugas baik melalui informasi kalimat, simbol ataupun angka, daya berpikir yang konseptual dengan cara membangun konsep berpikir yang menyeluruh dan sistematis, dan juga daya analisa berpikir yaitu menciptakan hasil pemikiran yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
- Unsur sikap kerja (kemampuan menanggapi tuntutan pekerjaan) dapat dilihat didalam beberapa aspek sikap kerja, yaitu ketahanan terhadap tekanan dari luar maupun dalam atau daya tahan stress, cara kerja yang cepat untuk menyelesaikan pekerjaan, kemampuan untuk mencapai prestasi kerja yang memuaskan, dan ketelitian dalam melakukan pekerjaan.
 - Unsur kepribadian (kemampuan mengelola diri pribadi) dapat berupa daya penyesuaian diri atau adaptasi, kemampuan menjalin interaksi dan hubungan yang baik, kemauan untuk bekerja sama, dan kemampuan untuk memimpin.

2.) Perilaku yang bisa digunakan untuk melakukan POAC Perilaku yang muncul dalam manajemen saat melakukan manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling pasti ada perilaku yang muncul sehingga manajemen tersebut dapat berjalan. Maka dibawah ini adalah sikap yang muncul dalam manajemen : 
 >Planning
 -  Menetapkan tujuan dan target bisnis 
 -  Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut 
 - Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan 
 - Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis. 
 >Organizing  
- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan 
-  Menetapkan unsur organisasi yang menunjukan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab 
-  Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan SDM 
- Kegiatan penempatan SDM pada posisi yang paling tepat. 
>Actuating 
- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan 
- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan 
- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan 
>Controlling 
- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan 
- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan dalam pencapaian tujuan 
- Melakukan berbagai alternatif solusi atasberbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis. 

3.) Sistem Manajemen Departemen Store 
>Manajemen Keuangan 
- Bagaimana cara pencatatan administrasi kas yang bijak 
- Laporan laba dan rugi serta laporan neraca saldo 
- Laporan arus kas serta perencanaan kas yang bijak 
>Manajemen Operasional 
-   Pengawasan bea- cukai (keluar masuknya barang) 
-   Pengawasan gudang 
-   Pengawasan persediaan barang 
-  Pengawasan departemen store dan pengawasan pelayanan konsumen 
>Manajemen Pembelian 
-  Negosiasi dengan Supplier 
-  Pengawasan kualitas barang dagangan 
- Pengawasan pengembalian barang dari konsumen 
>Manajemen SDM 
-   Cara membuat struktur organisasi Departemen Store 
-   Cara membuat Job Desk 
-   Cara rekruitmen dan penempatan karyawan 
-   Evaluasi karyawan dengan cara melalui reward dan punishment 
-  Mengadakan training 
>Manajemen Lokasi Hal-hal yang diperhatikan dalam memilih lokasi untuk membangun Departemen Store 
- Membangun lokasi diantara persimpangan jalan raya 
- Banyaknya kendaraan yang berlalu lalang - Paling tidak ada tempat parkir, minimal untuk sepeda motor 
>Manajemen Tata Ruang 
- Suasana ruangan yang cukup penerangannya 
- Interior menggunakan cat tembok yang cerah 
- Kebersihan dan kerapihan